[🌸] Aneh
Sesuai dengan rencananya, mereka benar-benar mengadakan makan malam keluarga yang mewah di depan halaman rumahnya yang megah. Tidak usah jauh-jauh untuk bisa makan malam di tempat seperti negeri dongeng jika kau sendiri bisa mendekorasinya secara mandiri. Ya, keluarga Choi dapat mewujudkannya dalam sekali jentikkan tangan.
Awalnya seperti biasa Beomgyu menolak untuk diajak dengan beralasan ada urusan di kampusnya, tetapi kali ini Yeonjun memaksa dengan dalih bahwa kedua orang tuanya lah yang sangat ingin makan malam bersama mereka, hitung-hitung menunjukkan keharmonisan keluarga.
“Beoms, udah siap?”
Yeonjun mengintip dari balik pintu kamarnya ketika Beomgyu merias diri di depan cermin. Ia terpaku dalam beberapa saat ketika melihat refleksi suami mungilnya itu yang begitu indah dan elegan. Entah kenapa ada perasaan bangga terbesit dalam pikirannya bahwa lelaki itu sekarang menjadi miliknya.
“Yeonjun?”
Yeonjun mengedipkan matanya berkali-kali ketika sadar bahwa yang lebih pendek sudah berada di depannya. Ah, semakin dekat ternyata semakin cantik.
“Cantik.”
Beomgyu terkesiap, “Hah?”
“Lo cantik banget hari ini.”
Yeonjun bahkan ikut menunjukkan senyum manisnya, membuat Beomgyu sedikit salah tingkah dan menatap ke arah lain, “Ga jelas. Udah, yuk.”
Melihat reaksi itu justru membuat Yeonjun jadi bersemangat, karena ia bisa melihat wajah memerah Beomgyu yang salah tingkah. Yup, selain menggoda Beomgyu dengan ledekan, ternyata menggodanya dengan pujian juga menyenangkan.
Di depan meja makan yang sudah dihias sedemikian rupa telah ada Taehyung dan Jungkook yang sedang menunggu. Yeonjun tanpa peringatan lagi lebih dulu menggenggam tangan Beomgyu untuk duduk bersamaan dengannya, membuat pemuda yang lebih mudah sedikit tidak nyaman.
“Papa seneng lihat hubungan kamu sama Beomie semakin baik hari-hari ini,” ucap Taehyung ketika mereka sudah mulai dengan ritual makan malamnya.
Sebenernya justru engga.
“Gimana, Beomie? Yeonjun galak gak sama kamu?”
Yeonjun ingin tersedak mendengarnya, ia melirik Beomgyu cemas, tetapi sepertinya laki-laki itu tetap mempertahankan senyumnya, “Yeonjun? Baik kok, hubungan kita baik-baik aja, kadang kita pulang bareng terus, dia juga sering nemenin aku ke mana-mana. Sejak menikah malah kita yang tadinya berantem terus sekarang jadi jarang kok, Pa, Pi.”
Wow. Jawaban yang tidak Yeonjun duga, jawaban yang sangat bagus untuk menutupi ketidakjelasan rumah tangga mereka. Tetapi entah kenapa justru Yeonjun tidak menyukainya.
“Syukur kalau begitu, Papa gak bakal tanya tentang perasaan pribadi kalian, tapi ngeliat hubungan kalian yang baik-baik aja sudah cukup untuk sekarang.”
“Papi setuju.” tambah Jungkook.
Beomgyu hanya tersenyum tipis, ia tidak melirik Yeonjun sama sekali meski sedari tadi laki-laki itu memberi sinyal padanya. Pelayan kemudian mulai membereskan piring-piring di meja dan menyediakan makanan serta minuman minuman peunutup berbagai jenis di hadapan mereka.
Tidak banyak pembicaraan yang keluar ketika makan tadi, sesekali mereka membahas tentang bisnis dan perkuliahan. Sampai akhirnya Yeonjun yang tidak tahan mulai memancing topik yang membuat Beomgyu gelisah.
“Pa, Pi, gimana kalo kita jalan-jalan sebelum Yeonjun dan Beomgyu ulangan?”
Jungkook menaikkan sebelah alisnya, “Semacam refreshing?”
“Iya. Ke mana aja, berhubung kita juga belum honey-”
“Kayaknya untuk sekarang gak bisa dulu deh, Njun. Untuk itu aku maaf gak ikut dulu.”
Beomgyu memotong ucapan Yeonjun dan membuat 3 pasang mata terpusat padanya. Yeonjun kembali gagal untuk membujuk Beomgyu pergi keluar agar ia bisa menghabiskan waktu lebih banyak bersama si manis, tetapi Beomgyu justru berusaha untuk sebisa mungkin tidak terlalu banyak melihat Yeonjun. Sangat berkebalikan.
“Kenapa? Kamu gak mau jalan-jalan sama aku?”
Yap. Akhirnya Yeonjun yang selama ini menahan untuk tidak menanyakan hal tersebut nyatanya ia mendapatkan kesempatan di waktu yang tepat. Beomgyu sendiri terkejut ketika mendengarnya, apalagi Yeonjun memakai panggilan aku-kamu, ditambah ia sampai menatap suaminya itu yang kini benar-benar terlihat serius.
Beomgyu mendadak gugup, “A-aku gak bisa, kalau aku bisanya jalan-jalan setelah ulangan karena aku bakal panik di satu Minggu sebelum ulangan itu ...”
Yeonjun menggeleng, “Itu gak ngejawab pertanyaanku. Aku nanyanya, kamu gak mau jalan-jalan sama aku?”
“Aku mau kok, tapi waktunya aja gak pas. Hehe.”
Taehyung dan Jungkook saling lirik, mereka tentu saja menyadari ada sesuatu yang terjadi di antara keduanya. Tetapi setelah itu acara makan malam berjalan lancar sampai selesai karena Beomgyu mampu untuk menutupi kegelisahannya dengan pembicaraan dan juga lelucon yang ia lontarkan.
Setelah itu mereka kembali ke kamar masing-masing. Sebelum Beomgyu bersiap untuk masuk ke toilet untuk mandi, tangannya lebih dulu ditarik Yeonjun yang membuat mereka berdua terpaksa saling berhadapan dengan jarak yang cukup dekat.
“Beom, lo gapapa?”
Beomgyu reflek menahan napas ketika wajah Yeonjun benar-benar hanya sekitar 10 cm di depannya.
“Gapapa gimana?”
“Lo jadi aneh hampir seminggu ini, tiba-tiba lo kayak ngehindarin gua ... dan lebih anehnya lagi selalu nurut. Bahkan di depan Papa Papi aja lo yang biasanya ngeledek gua jadi bicara yang baik-baik banget.”
Ah, ternyata Yeonjun menyadarinya. Perlahan Beomgyu melepaskan tangan suaminya itu sambil menghela napas perlahan.
“Bukannya hal yang kayak gini yang kamu harapin? Kamu emangnya mau aku marah-marah terus? Maunya aku berontak dan super berisik sama kamu? Kita udah mau sebulan menikah, bukannya hubungan kayak gini harus semakin diperbaiki?”
“Gatau. Lo yang diem gini justru aneh dan bikin gua kepikiran. Lo gak marah sama gua, kan?”
Marah?
Beomgyu tersenyum miring, “Kalo aku marah, memang kamu ngerasa ada salah sama aku gak?”
“Engga.”
“Ya udah.”
“Tapi Beom-”
“Udah Yeonjun, aku mau mandi dulu abis itu tidur, besok lagi aja ngomongnya.”
Belum sempat Yeonjun kembali menahannya, si manis sudah masuk duluan ke dalam toilet yang berada di dalam kamar mereka ini. Jujur Yeonjun frustasi tidak menemukan jawaban atau petunjuk sedikit pun mengapa Beomgyu seperti ini. Harusnya memang hubungan yang mereka jalani sebatas musuh yang berdamai, tetapi yang ini kelewat damai bahkan seperti tidak saling mengenal. Yeonjun tidak menyukai itu.
Beomgyu sendiri sedang mengatur napasnya di dalam toilet, sebenarnya ia ingin sekali mengeluarkan seluruh emosi yang ia tahan atas ketidakpekaan Yeonjun selama ini. Tetapi Beomgyu mau tak mau harus yang bertindak sendiri, ia tidak bisa mengharapkan Yeonjun yang terkesan labil terhadap perasaannya, jadi ia memilih untuk membatasinya sendirian. Yaitu dengan sebisa mungkin selalu menjauh dari jangkauannya. []
© 2021, moawaua.