[🌸] Baikan
Keesokan paginya berbeda dengan pagi hari kedua mereka menjadi sepasang pengantin, tetapi sedikit sama seperti dengan pagi pertama. Karena kini ketika Beomgyu membuka matanya, yang ia langsung lihat adalah pemandangan wajah damai Yeonjun yang begitu tampan.
Tetapi bukan itu poin pentingnya, melainkan ia terbangun dengan keadaan Yeonjun memeluknya. Semalaman.
Beomgyu ingin segera bergerak menjauh, tetapi tangan Yeonjun masih asyik melingkar di pinggang rampingnya, mempersempit jarak mereka. Mengalah, Beomgyu memilih untuk tersenyum diam-diam sambil terus menatap wajah suaminya itu.
Ganteng. Kalo diem gini semakin keliatan gantengnya.
“Suka, ya? Liat yang ganteng-ganteng?”
Mata Yeonjun masih tertutup tetapi sekarang bibirnya menyunggingkan senyuman meledek. Beomgyu seperti maling yang tertangkap basah, pemuda mungil itu pun reflek bergerak menjauh. Sayangnya tangan Yeonjun tetap memaksanya untuk mendekat, membuat wajahnya semakin memerah malu.
“Yeon-”
“Pagi~ Lo gak mau tidur lagi? Bolos kuliah aja, ya?”
Yeonjun membuka matanya perlahan yang justru membuat debaran jantung Beomgyu menjadi lebih cepat. Yeonjun bahkan tambah mendekatkan dirinya pada Beomgyu, memeluknya erat hingga tak lagi ada jarak di antara mereka.
“Yeonjun, lepasin. Aku bau belum mandi-”
“Hm? Engga. Lo wangi kok kayak bayi.”
Bisa Beomgyu dengar dengkuran halus Yeonjun di dekat lekukan lehernya, sepertinya dia masih setengah sadar karena bicaranya masih aneh-aneh.
Beomgyu terdiam beberapa saat. Entah kenapa ia sendiri juga bingung, harusnya ia sudah sangat marah dipeluk oleh musuhnya, tetapi mengingat mereka sudah sah menikah, jarak-jarak seperti ini jadi terlihat wajar. Justru Beomgyu sedikit nyaman.
“Yeonjun lepas ...”
Ingin rasa Beomgyu ikut mengelus rambut halus Yeonjun saat ini. Tetapi ia teringat akan satu hal. Jika seperti ini terus bukankah bisa melanggar perjanjian yang telah mereka perbuat? Terlebih lagi Beomgyu juga masih sedikit penasaran tentang sosok misterius yang disukai Yeonjun itu.
Mereka tidak boleh memanfaatkan status mereka untuk bisa bermesraan. Beomgyu juga tidak mau melanggar perjanjian yang sudah mereka buat.
“Ini udah jam 8, aku ada kelas jam setengah 10. Kamu mau aku tendang lagi atau mau bangun?” ancamnya.
“Iya, iya, ini bangun.”
Yeonjun perlahan melepaskan pelukannya, tetapi sebelum ia benar-benar bangkit dari ranjang, satu kecupan singkat ia berikan pada leher Beomgyu yang otomatis berteriak kencang sambil melemparinya bantal.
Wajah si manis itu sudah seperti kepiting rebus sekarang, Yeonjun benar-benar menguras emosi dan tenaganya pagi ini.
Ritual sarapan itu berjalan lancar seperti hari pertama juga, tetapi kali ini mereka tidak berangkat kuliah bersama dikarenakan jadwal kelas Yeonjun yang berbeda.
Mereka akan bertemu nanti di kegiatan klub, oleh karena itu Yeonjun hanya bisa mengantar Beomgyu sampai ke depan pintu rumah. Sebelum benar-benar keluar, Yeonjun menggengam tangan suami kecilnya agar pandangan mereka bertemu.
“Gapapa kan gak berangkat bareng gua?”
“Biasanya juga aku berangkat sendiri,” balasnya ketus, masih ada sisa-sisa merajuk karena kemarin.
“Jangan kabur lagi, entar kalo diculik gimana?”
Beomgyu menatapnya malas, “Ga bakal kali. Udah ah, aku berangkat dulu.”
“Hati-hati, beruang tengil.”
“Berisik, suami jelek.”
“Jelek-jelek gini bisa bikin lo terpesona juga tadi pagi,”
Beomgyu melotot sementara Yeonjun menyeringai puas.
“TAU AH!”
Taehyung yang memerhatikan dari jauh ikut tersenyum-senyum sendiri, entah kenapa mengingatkannya ketika dulu bersama Jungkook, mereka awalnya sangat kaku, tapi perlahan mencair dengan kehangatan yang diberikan oleh masing-masing seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, Taehyung sangat berharap hubungan anak dan menantunya akan selalu membaik ke depannya.
Sementara Beomgyu yang baru duduk di dalam mobil akhirnya bisa bernapas dengan lega. Karena sedari tadi ia menahan dirinya untuk tidak tersenyum, sekaligus merilekskan keadaan jantungnya yang sudah berdebar lebih kencang sejak pagi tadi.
Penyebabnya tentu saja suaminya sendiri, Choi Yeonjun yang sejak tadi tersenyum sok tampan di depan pintu ketika menuntunnya untuk berangkat kuliah. []
© 2021, moawaua.