[🌸] Hari Pertama

Pagi yang harusnya damai terpaksa dibuat ribut akibat teriakan Beomgyu dan juga ringisan Yeonjun. Yang satu mengusap bokongnya kasar karena baru saja ditendang oleh sosok yang masih memeluk dirinya takut di atas ranjang.

“Kamu ngapain peluk-peluk!”

Yeonjuk mendecak kesal, “Sakit, bego. Salah sendiri siapa yang mindahin guling di tengah!”

“Bilang aja emang kamu mau modus pasti, aku gasuka, ya!”

“Dih. Dipeluk doang aja sampe segitunya, yang ngambil ciuman pertama lo juga gua, kan?”

Beomgyu mengerucutkan bibirnya lucu, tidak bisa menyangkal fakta itu. Ia memilih untuk bangkit duluan dari ranjang dan berjalan ke arah kamar mandi. Sementara Yeonjun mengacak-acak rambutnya kasar, padahal harusnya ia masih punya waktu tidur beberapa menit lagi, tapi karena suami mungilnya itu rutininitasnya jadi gagal.

“Sabar, Njun. Baru hari pertama.”


Setelah selesai mandi dan berpakaian rapi, keduanya segera bersiap untuk berkumpul di ruang makan untuk sarapan. Yeonjun memerhatikan Beomgyu begitu gugup ketika berjalan menuruni tangga, dengan acuh tak acuh ia mengeluarkan suaranya.

“Kalo lo takut pegang aja baju gua,” kemudian melirik ke arah wajah Beomgyu yang masih kosong, “itu kalo lo mau juga, gua ga mak-”

Jemari yang tenggelam di bawah cardigan krem itu tiba-tiba langsung meraih ujung kaos Yeonjun, mencengkeramnya lumayan erat.

Yeonjun tersenyum tipis, kemudian membimbingnya berjalan ke ruang makan di mana kedua orang tuanya sudah menyambut mereka dengan senyuman sehangat mentari.

“Pagi, Pa. Pagi, Pi.”

Yeonjun mengecup kedua pipi orang tuanya. Beomgyu yang di belakang Yeonjun terlihat bingung, tetapi Jungkook dengan tanggap menarik tangan Beomgyu dan mengelus pipinya sayang.

“Pagi, sayang. Tidur kamu cukup?”

Beomgyu tersenyum tipis, “Cukup, Pam- Papi.”

“Yeonjun gak nakal sama kamu, kan?”

Pertanyaan Taehyung sukses membuat Beomgyu salah tingkah, tetapi sang anak hanya memberinya tatapan tidak suka.

“Mau nakal juga Yeonjun yang ditendang duluan nanti sama dia.”

Beomgyu melotot ke arah Yeonjun yang sekarang menjulurkan lidahnya meledek. Kemudian mereka berempat melakukan ritual sarapan dengan tenang. Selagi menyantapnya dalam diam, Beomgyu asyik menyapu pandangannya ke seluruh ruangan dan juga orang-orang yang sekarang sudah masuk ke dalam hidup barunya.

Rumah Yeonjun memang nyaman, meskipun banyak pelayan tetapi mereka hanya keluar di jam-jam tertentu dan saat dibutuhkan. Kedua mertuanya juga sangat ramah dan hangat, Beomgyu jadi bisa berekspresi bebas. Minusnya hanya satu, yaitu suaminya sendiri.

“Oh, iya. Berhubung kalian baru menikah, kenapa gak langsung honeymoon aja? Mau ke mana? Semua Papa biayain, tenang.”

Tiba-tiba Taehyung mengucapkan kalimat yang membuat Beomgyu dan Yeonjun tersedak bersamaan. Wajah memerah Yeonjun sangat menggambarkan bahwa ia tidak setuju dengan ide tersebut.

“Honeymoon? Ga. Yeonjun nolak. Kamu juga, kan, Beom?”

Beomgyu yang mengerti pertanyaan itu langsung mengangguk, “Iya. Apalagi sebentar lagi kita mau ada ulangan semester, jadi aku harap gak jauh-jauh dulu dari kampus.”

“Gampang. Papa bisa minta dosen kamu untuk undur jadwal ulangannya untuk kalian, atau kalian bisa susulan dengan mudah.”

“Ga segampang itu, Pa. Lagian Yeonjun sama Beomgyu juga baru tahap perkenalan karena perjodohan ini, yang ada nanti kita sibuk masing-masing selama honeymoon,”

“Alesan terus kamu,” balas Jungkook, “terus kalian hari ini mau rencana tetap kuliah meskipun baru nikah?”

Beomgyu mengangguk takut-takut, ia harus kuliah, tidak mungkin berlama-lama di rumah ini dengan Yeonjun pastinya. Melihat itu Taehyung pun menghela napas, memang pendekatan ini tidak bisa dipaksakan, tapi ia yakin perlahan keduanya akan segera dekat. Semua hanya soal waktu.

Akhirnya Taehyung membersihkan bibirnya dengan tisu setelah selesai makan lalu melanjutkan ucapannya, “Oke, kalau kalian maunya gitu. Tapi, Beomgyu, karena kamu udah jadi keluarga kita juga. Ada beberapa peraturan yang harus kamu tau.”

“Peraturan?”

“Iya. Sederhana kok, ke mana pun kamu pergi, kamu harus dijaga sama bodyguard kamu. Ga ada penolakan, kamu sekarang suami dari Choi Yeonjun, anak dari salah satu pebisnis terkaya di negera ini. Pasti banyak orang yang mau macem-macem sama kamu, karena itu penjagaan kamu harus lebih ketat.”

“Bodyguard? Berarti aku gak boleh ke mana-mana sendirian?” Beomgyu menatap tidak percaya.

“Iya. Atau kamu mau aja nempel sama Yeonjun terus?”

Beomgyu menatap Yeonjun untuk meminta pertolongan, tetapi suaminya itu terlihat cuek bahkan tidak membalas tatapannya. Oh, Beomgyu tidak suka ini. Dia adalah orang yang tidak terlalu suka diawasi, dia sering hidup mandiri. Tetapi sepertinya peraturan yang satu ini tidak bisa ditolak lagi karena tidak ada yang menolongnya.

“Beomgyu mau. Maksudnya diawasi bodyguard, bukan diawasi Yeonjun.”

Jungkook mengangguk, “Mereka bodyguard pilihan kita yang terbaik untuk kamu, gausah takut. Sekarang mereka ada di ruang tamu, kamu kenalan dulu dan ngobrol-ngobrol sama mereka.”

“Se-sekarang?”

“Mau kapan lagi? Hari ini kamu ada kuliah, kan? Ayo.”

Jungkook menuntun Beomgyu untuk bangkit dari duduknya, sementara Beomgyu terus menatap Yeonjun, bahkan ia sampai berbisik minta ditemani. Tapi nyatanya Yeonjun hanya mengangkat tangannya untuk menunjukkan ibu jari pada suami kecilnya itu.

“Semangat!” bisiknya sekaligus meledek.

Ah, sial. Beomgyu benar-benar ingin melemparnya memakai piring saat ini juga. []

© 2021, moawaua.