[🌸] Kenalan
Menarik napas dalam-dalam, Yeonjun siap melangkahkan kakinya menuju bangku dan meja makan yang telah disediakan di depan warung CBG yang cukup luas ini. Sebenarnya hanya namanya yang Warung Seblak CBG, padahal aslinya tempat makan normal seperti yang lain.
Ketika Yeonjun datang memang sudah hampir sepi, karena sengaja ia ingin bertemu Beomgyu ketika anak manis itu sedang tidak sibuk. Maka di sinilah ia sekarang, berdiri dengan senyum terbaiknya di hadapan kasir bernama Jungkook yang ia lihat dari tanda pengenalnya. Sepertinya dia kakaknya Beomgyu karena mereka terlihat serupa.
“Ehm, misi, Kak. Mau pesen seblak,”
Jungkook menatap mata Yeonjun yang justru sekarang seperti mencari-cari sesuatu di belakangnya, “Ya? Pesen berapa?”
“Pesen dua, yang satu makan di sini, satu lagi nanti dibungkus,”
“Oke,”
Yeonjun pun bertanya, “Kak, maaf. Kalo cowok yang satu lagi mana, ya? Yang rambutnya agak panjang?”
“Di belakang, dia bagian nganterin seblaknya, kenapa?”
“Eh? Gapapa,”
Mata Jungkook menyipit curiga, sementara Yeonjun hanya tersenyum lebar sambil tetap menggelengkan kepalanya.
“Atas nama siapa, Mas?”
Kemudian saat ditanya seperti itu Yeonjun mendapatkan ide cemerlangnya. Menjawab pertanyaan Jungkook dengan antusias sementara sang kasir hanya menatapnya bingung tidak percaya tapi tetap mengiyakan apa yang dikatakannya.
“Oke, silakan tunggu di bangku mana aja, seblaknya sebentar lagi siap, terima kasih.”
Ketika Yeonjun memilih tempat duduknya, saat itu juga Beomgyu datang dari belakang dengan tampilan yang makin membuat Yeonjun terpesona. Rambutnya yang diiikat asal acak-acakan, apron hitamnya, bahkan wajah lelahnya yang tetap cantik saat sedang berbicara dengan Jungkook. Yeonjun benar-benar seperti tersihir oleh apa saja yang dilakukan Choi Beomgyu.
“Nih, tolong anterin lagi,”
“Oh, oke-HAH apaan sih namanya?”
Jungkook mengangkat bahu tidak peduli, “Udah cepetan teriak aja, daripada dia ngamuk, gapapa kok orangnya ganteng beneran, hehehe,”
Beomgyu kesal, baru pertama kali ia mendapat nama aneh dari pelanggan di sini. Tetapi karena tidak ingin menghambat pekerjaannya, ia lebih memilih untuk langsung berteriak dan menemukan siapa sosok di balik nama yang ia panggil setelah ini.
“JODOHKU? ATAS NAMA JODOHKU?”
Karena warung sedang sepi, maka Beomgyu langsung menjadi pusat perhatian. Uh, ingin melarikan diri saja ia rasanya. Sementara sosok di pojok ruangan tengah tersenyum idiot dan dengan percaya diri segera mengangkat tangannya.
“DI SINI, JODOHMU ADA DI SINI!”
Satu warung hampir tertawa semua, wajah Beomgyu sontak memerah, apalagi yang menyahutinya merupakan sosok Choi Yeonjun, orang yang baru ia ketahui kemarin dan juga yang mencari masalah dengannya. Beomgyu menatap Jungkook meminta pertolongan, tetapi kakaknya itu juga ikut tertawa. Ia merasa dikhianati.
Tak mau berlama-lama, Beomgyu segera memberikan semangkuk seblak dan juga es teh. Tidak mengucapkan sepatah kata pun ia ingin segera beranjak dari sana karena malu, tetapi tangan Yeonjun lebih dulu menahannya sehingga kini keduanya saling bertatapan.
“Katanya berani mau ketemu langsung, ini udah Kakak samperin, lho?”
Sial. Beomgyu melupakan hal itu.
“La-lagian aneh, bikin orang malu aja,”
“Abis kamunya gemes, sini duduk dulu.”
Entah mengapa Beomgyu langsung menurut saja. Ia sendiri juga heran mengapa Yeonjun terlihat seperti sudah akrab sekali dengannya, apalagi sampai menggunakan panggilan Kakak-kamu. Bukannya mereka hanya sebatas tahu dan belum kenal?
“Kenapa? Kan aku di sini lagi kerja,”
Beomgyu sendiri juga menggunakan aku-kamu, tapi bukan karena ia ingin sok kenal, tapi memang lahir di Bandung tidak membuat kebiasaan berbicaranya berubah setelah pindah ke Depok.
“Sebentar aja kok, cuma nemenin Kakak makan seblak,” Yeonjun menyeruput kuah seblak level 3-nya dan ia tersenyum senang, “Ehm! Gila enak bener,”
Beomgyu tetap diam dan menunduk, ia tidak menatap Yeonjun yang kini memainkan ponselnya karena tiba-tiba ia sendiri merasa gugup, tidak tahu bagaimana harus memulai sebelum Yeonjun kembali mengajaknya bicara.
“Yak, jadi gimana? Kamu gamau minta maaf sama Kakak?” Yeonjun meletakkan ponselnya di samping mangkok seblak.
“Maaf apa?”
“Kan kamu udah ngirim menfess hate, masa lupa?”
Beomgyu merutuki dirinya dalam hati, “Oh, iya. Yaudah, aku minta maaf. Tapi sekarang beneran impas, kan? Seblakku juga enak, Kakak sendiri yang juga cari masalah duluan sama aku,”
Sial. Kini Beomgyu bahkan ikut menggunakan panggilan Kakak-Kamu yang semakin terdengar menggemaskan di telinga Yeonjun.
“Kakak juga minta maaf kalo gitu, kamu bener seblaknya enak, duh ... jadi pengen milikin yang punya juga.”
Beomgyu tertawa mendengarnya, sementara Yeonjun merasakan debaran yang semakin mengencang dan membuat ia mempertanyakan satu hal penting pada diri sendiri.
Apa benar jangan-jangan Beomgyu ini jodohku?
“Gak jelas.”
Tapi ucapan Beomgyu selanjutnya seperti menampar Yeonjun untuk kembali pada kenyataan. Beomgyu yang merasa tidak ingin melanjutkan pembicaraan ini pun akhirnya segera berterus terang.
“Kak, kalau mau ngegombal jangan sama aku, ya? Gak mempan. Apa jangan-jangan Kakak ini lagi taruhan sama anak Malih? Aku bantuin kok kalau emang niatnya begitu.”
Ya, sekali lagi Beomgyu adalah orang yang tidak ingin berbasa-basi. Ia sudah mengetahui sedikit reputasi Yeonjun yang memang sering mendekati banyak orang tetapi tak ada satu pun yang berhasil jadi pacarnya. Dia lelaki buaya darat.
“Kok kamu mikirnya gitu? Gimana kalo sekarang Kakak bilang emang Kakak mau beneran deket sama kamu?”
Beomgyu melirik Yeonjun dari sudut matanya, ia tidak mengerti itu tatapan tulus atau main-main, yang jelas Beomgyu harus mempunyai pertahanan untuk dirinya sendiri. Ingat, mereka baru kenal.
“Stress.” desisnya singkat, “Udah Kak, seblaknya lanjut dimakan nanti keburu dingin ga enak.”
“Tinggal Kakak kata-katain, entar dia panas sendiri deh,”
Yeonjun melawak tidak lucu, tetapi sialnya Beomgyu adalah orang yang mudah tertawa, jadi ia tidak sengaja meloloskan kekehannya. Sementara Yeonjun yang melihat itu pun seperti diberikan sinyal baik atas umpan balik yang diberikan Beomgyu.
“Udah, kan? Masalah kita selesai? Aku mau masuk dulu sebelum ada pelanggan yang lain dateng.”
Beomgyu bangkit berdiri, tetapi tangan Yeonjun menahannya.
“Belum. Kita belum kenalan secara normal.” kini Yeonjun menarik tangan Beomgyu untuk berjabat dengannya, “Yeonjun. Choi Yeonjun. Panggil aja Kak Njun biar akrab.”
Yeonjun memberikan senyum terbaiknya yang membuat Beomgyu sedikit terpana akan ketampanannya. Tidak heran mengapa banyak yang jatuh hati pada lelaki ini.
“Beomgyu. Choi Beomgyu. Panggil apa-”
“Bami. Dik Bami.”
“Hah?”
“Belum ada, kan? Panggilan khusus dari Kakak untuk kamu. Bami.”
“O-oke ... tapi ga usah dik, dik, gitu lah geli,”
“Nyehehe, ga janji,”
Yeonjun terkekeh geli, ia memang sengaja usil dan sering memanggil orang dengan sebutan ‘dik’, tetapi sepertinya panggilan ini memang cocok untuk Beomgyu yang manis. Sementara Beomgyu masih sedikit tersipu karena nama dari Yeonjun terdengar lucu, ia pun bersiap untuk pergi lagi tapi tangan Yeonjun kembali menahannya.
“Apa lagi?”
“Jangan lupa follback twitter Kakak, ya?”
Yeonjun tetap mempertahankan senyumnya, Beomgyu pun menyerah dan ia mengangguk pelan. Setelah itu ia benar-benar pergi dari hadapan Yeonjun yang kini merasa senang sekali, bahkan ia langsung menghabiskan seblaknya dalam sekejap.
Misi pertamanya berhasil, ia akan terus semangat melancarkan agenda pendekatan pada Baminya yang jutek tapi manis itu. []
© 2021, moawaua.