[🌸] Ketemu
Kalau ditanya mengapa Yeonjun sangat ingin bertemu dengan Beomgyu, maka jawabannya adalah entah. Yeonjun sendiri tidak mengerti mengapa ia tertarik sekali untuk bertemu dengan Beomgyu dan berencana ingin membalas perbuatan laki-laki yang sudah menantangnya duluan itu.
Mungkin karena rasa tidak terimanya, karena rasa bosannya, atau karena rasa penasarannya.
Terhitung jarang ia mendapatkan pesan yang menjelek-jelekan dirinya, sekalinya ada pun tak lama orang itu akan segera meminta maaf karena takut padanya. Bukan maksudnya Yeonjun berlagak paling berkuasa di SMAN 304 Depok ini, tetapi orang-orang itu sendiri yang memang mengakui bahwa jangan bermain-main dengan Yeonjun.
“Jun, kalo udah ketemu anaknya, terus mau lu labrak beneran?”
Mata rubah Yeonjun melirik Hyunjin yang juga sekarang ikut menemaninya untuk bertemu dengan Beomgyu. Ya, pulang sekolah ini mereka, anak-anak Malih dengan motor masing-masing mengikuti Yeonjun ke tempat seblak CBG milik Beomgyu dan menjalani misi menaklukkan Choi Beomgyu untuk minta maaf pada Choi Yeonjun.
Kini mereka sudah asyik duduk di bangku-bangku paling belakang untuk siap menunggu keluarnya sang target.
“Emangnya gua kang bully apa maen labrak-labrak aja,” timpal Yeonjun tidak terima, “paling baru gua liatin juga udah langsung minta maap itu bocah.”
Soobin terkekeh, “Ampun dah, tapi gua rasa responnya dia gak sesuai sama yang lu arepin, Jun.”
“Belom nyoba mana tau,”
Yeonjun bukan asal bicara juga tentang orang yang ia sering hadapi lebih dulu takut kepadanya. Pasalnya dia anak paling disegani satu sekolah, anak orang kaya, di media sosial juga ia terkenal, punya geng yang isinya orang-orang ganteng, asyik, dan juga populer di antara para gadis. Ya, bisa dikatakan status kepopuleran Yeonjun membuat orang itu takut, padahal Yeonjun tidak pernah mengucilkan siapa pun atau bahkan mengajaknya berkelahi duluan.
“Kata gua si, lu langsung disiram seblak beneran, betewe ini mana dah bocahnya gak keluar lama bat,” Woojin yang berada di samping Wooyoung ikut tidak sabar.
“Gua sering beli di sokin, ini kan kita dateng abis pulang sekolah pisan, setan. Sabar, dia mandi dan siap-siap dulu kalo ga salah,”
Mendengar penjelasan Wooyoung membuat Yeonjun tersenyum meledek, “Merhatiin aja luh, jangan-jangan ini anak cakep—”
“Jun, Jun, tuh anaknya keluar!”
Yeonjun dengan mulut masih terbuka pun reflek menoleh dan mengikuti arah pandang teman-temannya—ke tempat di mana sesosok laki-laki bertubuh ramping dengan rambut yang dikuncir tengah datang untuk memberikan dua mangkuk seblak kepada pelanggan di bangku paling depan. Sosok laki-laki dengan wajah bak pahatan seniman ternama dengan bibir tipis dan mata seindah galaksi yang mampu menghentikan waktu Yeonjun dalam seketika.
“—banget. Cakep banget ....” sambung ucapan Yeonjun yang di sela Wooyoung tadi.
Yeonjun masih terdiam dengan perasaan yang mengacak-acak hati dan pikirannya. Wajahnya perlahan memerah, ia terus menatap Beomgyu yang kini terus tersenyum dari pelanggan satu ke pelanggan lainnya. Yeonjun rasa akan ada sesuatu yang besar datang kepada diri mereka berdua.
Keempat temannya menatap Yeonjun dengan bingung, pasalnya sekarang setelah Beomgyu keluar menimbulkan tidak adanya pergerakan sama sekali dari pemuda Choi itu. Yeonjun benar-benar diam dan menatap lekat Beomgyu yang kini sedang mencatat pesanan-pesanan para pelanggan.
Soobin menutup mulutnya untuk menahan tawa, “Ternyata gua salah, justru responnya Yeonjun sendiri yang gak sesuai sama yang dia ekspetasiin,”
“WOYY, bengong aje lu!”
Senggolan tangan Woojin membuat Yeonjun tersadar dari lamunannya, ia pun menatap teman-temannya dengan kesal.
“Apa si lu ganggu aja, gua lagi ngeliatin si Beomgyu lu tau?” Yeonjun kembali meliriknya, tetapi kini Beomgyu sudah ada di tempat yang jaraknya lebih jauh, membuat Yeonjun mendecak pelan dan melanjutkan ucapannya, “Yang begitu tukang seblak? Ini kaga salah?”
“Iya, anjir, yang ada gua siram beneran lu biar sadar, ini gimana kita duduk doang kaga beli apa? Mana duduknya jauh bangat kaga dinotis,”
Yeonjun tertawa pelan dan menggeleng-gelengkan kepalanya, “Gapapa disiram seblak sama dik Beomgyu gua rela lahir batin, apalagi disirami kasih sayang,”
Merasa bahwa sifat menyebalkan Yeonjun sudah naik ke permukaan, Wooyoung pun tanpa aba-aba langsung mengangkat tangannya dan berteriak.
“BEOMGYU!”
Serempak mereka berempat melotot, terutama Yeonjun yang mendadak tegap. Beomgyu sendiri yang mendengar itu langsung menoleh, tetapi ia tidak menemukan siapa pun yang memanggilnya melainkan hanya melihat beberapa anak laki dengan seragam SMA yang sama dengannya sedang berlari seperti dikejar setan.
“UYONGG BANGSAATTTT!!!”
Wooyoung tertawa puas melihat Yeonjun yang terengah-engah di parkiran dengan wajah memerah. Baru kali ini ia melihat Yeonjun sepanik itu untuk bertemu seseorang, apalagi seseorang itu benar-benar baru ia temui hari ini juga.
“Lu kenapa pada lari si? Ngagetin, anjing ...” protes Hyunjin.
“Uyong setan emang,”
Wooyoung tidak terima, “Lah, kok nyalahin gua, kan emang lu yang mau ketemuan, kan? Tinggal dipanggil doang juga anaknya langsung nyamperin,”
“Tapi entar dulu, sath. Gua masih ngontrol hati, buset bisa mati di tempat gua kalo itu anak ada depan komok gua,”
“Lagak lu kayak abis liat siksa kubur, takut lu?” timpal Woojin.
“Bukaaann, tapi ada perubahan rencana,”
Soobin menyipitkan matanya, “Hah?”
Yeonjun yang sudah tidak terengah-engah kini berpose tolak pinggang, lalu menatap teman-temannya dengan senyuman menyebalkan yang mereka prediksi akan memunculkan suatu hal gila yang baru.
“Dari misi menaklukkan Choi Beomgyu untuk minta maaf sama Choi Yeonjun, jadi misi menaklukkan Choi Beomgyu untuk jadi pacarnya Choi Yeonjun.” []
© 2021, moawaua.