[🌸] Lapangan
Akibat Beomgyu yang menghajar Hyunjin sampai ia berniat untuk membalas dendam, maka terpaksa Beomgyu menerima tantangan untuk tanding futsal dengan Dobleh alias geng Yeonjun, musuh sekaligus kekasih rahasianya itu.
Sebenarnya sudah sering sekali mereka melakukan banyak pertandingan, sehingga satu sekolah sudah mengetahui bahwa mereka adalah dua geng yang memang saling bentrok satu sama lain lewat perkara sekecil apa pun.
Ya, hanya itu yang mereka tahu tetapi tidak dengan rahasia di balik semuanya bahwa kedua ketua geng tersebut saling berpacaran diam-diam.
“Lo kalo main jangan pada saling gebuk ye,” ucap Woojin yang sekarang menjadi wasit.
“Bilangin tuh sama temen lo yang baru aja cukur,” balas Taehyun dan melirik Hyunjin yang sudah melotot kesal.
“Ngajak berantem di sini Lo?”
“Kalo iya kenapa?”
Woojin menahan keduanya, “Udeh, udeh, anjinggg udah mau mulai ini,”
Dalam geng Dobleh yang beranggotakan 5 yaitu Soobin, Yeonjun, Hyunjin, Wooyoung dan Woojin, terpaksa hanya menggunakan 4 pemain agar menyesuaikan dengan geng Kawasan Anjing Galak yaitu Beomgyu, Jeongin, Hueningkai dan Taehyun. Mereka tidak terlalu serius mengenai posisi, hanya 3 penyerang, satu kiper, dan satu wasit sudah cukup untuk melaksanakan pertandingan.
“Gak sabar liat muka lo nangis,”
Beomgyu terkekeh mendengar ucapan Yeonjun di depannya. Yeonjunnya yang kini sangat terlihat tampan dengan jersey kelas bernomor 09.
“Semangat banget, emangnya yakin gak mau kalah? Bukannya lebih untung kalo kalah?” bisik Beomgyu.
“Gyu ... jangan mancing ...”
Beomgyu sengaja menggigit bibirnya saat tidak ada siapa pun yang melihat, membuat Yeonjun sangat ingin menubruk dirinya di depan umum kalau saja tidak ingat mereka harus berakting.
Tak lama setelah itu pertandingan di mulai, pertandingan main-main yang tidak sportif dan banyak terjadi kecurangan tentu saja.
Suasana mulai ribut oleh suara penonton dan juga pemain selama berlangsungnya pertandingan. Kadang bola berada di tim Dobleh, tapi karena anak KAG banyak yang lincah bola tersebut juga mudah direbut.
“Kai! Kai! Lo di sebelah sana!” perintah Beomgyu yang ahli membuat strategi.
“Uyong, jegat Beomygyu, Yong!”
“Gue aja yang jegat dia!”
Yeonjun lebih dulu beralih ke arah Beomgyu yang tadinya berniat untuk menerima umpan Jeongin, kini ia tepat berada di depan laki-laki itu untuk menghalanginya.
“Ayen! Ayen! Langsung ke Kai sekarang!” teriak Beomgyu.
Jeongin bingung karena Beomgyu berteriak begitu, tapi setelah melihat keadannya saat ini yang dihalangi Yeonjun, ia mengerti dan menurutinya. Mengoper bola kepada Kai hingga lelaki blasteran itu berhasil menembak ke gawang, menghasilkan satu skor awal untuk tim mereka.
“Mainnya pada curang, yaudah nanti kita gantian aja bales mereka,” kata Kai saat mereka ada jeda permainan setelah mencetak gol, “karena Beomgyu biasa dijegat Yeonjun, yaudah Ayen lo sekarang jegat si Hyunjin juga, biar gue nanti terus yang giring bola ke gawang lawan dan Tyun bisa tenang jaga gawang,”
Beomgyu mengangguk, “Tapi gue juga bakal ngeusahain buat ngelawan Yeonjun, jadi lo jangan takut-takut buat oper bola ke gue kalo gue minta, jangan sampe bengong,”
“Oke siap.”
Awal-awal pertandingan masih terlihat normal untuk mereka semua, kadang Dobleh mencetak gol, kadang KAG. Sampai suatu ketika sudah di akhir-akhir pertandingan yang menentukan siapa yang akan menang, pencegatan Yeonjun semakin membuat Beomgyu susah bergerak. Padahal laki-laki mungil itu sudah sering berhasil menggiring bola sampai ke gawang.
Tapi ia kini benar-benar tidak bisa, karena kini Yeonjun sudah memeluk Beomgyu dari belakang dengan sangat erat. Mencuri kesempatan dalam kesempitan tentu saja.
“Kai lari terus!” teriak Beomgyu.
Hueningkai yang pada saat itu ingin mengoper untuk Beomgyu justru melamun, membuat bolanya lebih dulu diambil Wooyoung. Tadinya ia berpikir untuk menyelamatkan Beomgyu dari Yeonjun terlebih dahulu, karena dua laki-laki itu sangat mencuri perhatiannya saat ini.
Sama halnya dengan Soobin yang ada di depan gawang, ia pun juga ikut melihat ke arah Beomgyu dan Yeonjun yang masih juga seperti berpelukan.
Para pemain lain fokus ke arah Wooyoung yang menggiring bola, tapi di sini Soobin dan Hueningkai tidak.
Hueningkai yang masih berlari-lari kecil melihat bagaimana Beomgyu tengah kesulitan karena dipeluk Yeonjun dari belakang, sementara Soobin yang harusnya juga menjaga gawang, justru jadi tidak fokus karena memerhatikan gerak-gerik mereka berdua.
Tapi bagaimana dengan situasi sebenarnya kedua manusia yang saling berpelukan itu?
“Jun, lepasin atau aku sikut dari belakang, ya?” bisik Beomgyu kesal.
“Gamau,”
Ya. Keduanya asyik dengan dunia mereka sendiri tanpa memerdulikan yang lain.
“Ih, kamu jangan curang! Lepas, ga!?”
“Keringet kamu bau bayi, aku suka,” bisik Yeonjun di tengkuk Beomgyu, sekaligus menyembunyikan wajahnya seperti tidak ada hari esok.
“Ish, si Woojin juga bukannya jadi wasit yang bener malah asik teriak-teriak aja dia, WOY WOOJIN INI TEMEN LO CURANG!!!”
Beomgyu terus meronta-ronta hingga terlepas dari pelukan Yeonjun, tapi itu tidak berlangsung lama ketika Yeonjun kembali menangkapnya ke mana pun ia pergi. Pertandingan futsal yang hanya main-main membuat gerakan mereka berdua tidak terlalu aneh karena keduanya memang sering bertengkar.
Tetapi Soobin dan Hueningkai mulai curiga karena melihat gerak-gerik keduanya ada yang tidak beres, harusnya mereka ikut mengejar bola yang sedang dibawa dan dioper Wooyoung atau Hyunjin, tapi kini keduanya sibuk dengan aksi peluk-pelukan itu.
“Ini apa sih anjir kok mereka bukannya ngejar bola, WOY! YEON- jun ...”
Soobin baru saja ingin meneriaki Yeonjun untuk mencetak gol, tapi apa yang ada di depan matanya membuat ia seketika membeku.
Lebih tepatnya ketika gerakan tangan Yeonjun yang tersembunyi di bawah sana membuat Soobin bahkan Hueningkai terkejut bersamaan.
Ya, tangan nakal Yeonjun yang baru saja meremas bokong Beomgyu dengan cepat, sebelum yang lebih pendek itu menginjak kakinya, membuat pelukan mereka akhirnya terlepas.
Akibat pemandangan kurang ajar itu, Soobin juga tambah tidak fokus karena tiba-tiba saja Beomgyu sudah berhasil menerima bola yang dioper Jeongin dan kini ia berhasil mencetak gol ke gawang Soobin, sekaligus menjadi penentu akhir kemenangan tim di pertandingan kali ini.
“YEAYYY!!! KITA MENANGG!!!”
Beomgyu bersorak senang dan berlari ke arah timnya. Tapi sebelum itu, ia sempat menjulurkan lidah meledek ke arah Yeonjun yang justru tersenyum ... penuh arti?
Entah apa itu yang jelas menurut Soobin, itu bukanlah senyuman yang cocok untuk ditunjukkan ketika timmu kalah dengan musuh terbesarmu.
Soobin masih mematung di depan gawang, ia sadar tidak hanya dirinya yang seperti itu, karena tak jauh darinya ada Hueningkai yang juga masih mematung dengan tatapan bingung.
Tanpa sengaja pun mereka saling lirik seakan berbagi pikiran yang sama tentang kejadian di depan mata mereka barusan.
Bahwa memang ada suatu rahasia di antara ketua geng mereka. []
© 2021, moawaua.