[🌸] Melanggar

Ketika mata mereka bertatapan, saat itu juga Yeonjun menarik tangan Beomgyu menjauh dari sana. Tentu saja ia menggiring si manis ke tempat yang lebih sepi karena ada pembicaraan serius yang ingin ia bicarakan segera.

Sementara Beomgyu hanya terus menurut sambil menatapp punggungnya heran, ada apa gerangan yang membuat suaminya ini tiba-tiba datang? Apa ia kembali menguntitnya?

“Ternyata lo berdua masih sering ketemuan, hm?”

Yeonjun melepaskan genggamannya, ia menatap Beomgyu datar dengan suara sedingin es. Beomgyu tahu bahwa laki-laki itu sudah marah dan juga terlihat sedikit... frustasi?

“Yeonjun, kamu ngikutin aku lagi? Aku sama-”

“Jadi selama ini lo emang masih main di belakang gua?” Yeonjun tertawa pahit, “Goblok banget gua ternyata, percuma aja gua baik sama lo selama ini kalo disia-siain,”

Beomgyu tidak mengerti apa yang Yeonjun mulai bicarakan dengan nada meremehkannya, tetapi sepertinya ada kesalahpahaman lagi di sini. Ia pun mencoba meraih Yeonjun tapi ditepis perlahan oleh laki-laki yang masih mengatur napas dan emosinya itu.

“Yeonjun-”

“Yaudah, terserah lo. Bener emang kita nikah kontrak,” Yeonjun tertawa menyedihkan, “gua juga cuma pengen lo bahagia dengan jalan yang lo pilih, tapi gua ga nyangka ternyata baru di proses ini aja gua udah sesakit ini,”

Beomgyu mengedipkan matanya berkali-kali, “Pengen aku bahagia? Udah sesakit ini? Kamu ngomong apa sih?”

“Lo suka sama si Lucas itu? Ya udah silakan, pasti sekarang lo mau nyindir gua kalo jadi orang harus konsisten, kan?”

Beomgyu tidak suka ini. Yeonjun yang kembali marah bahkan terlihat kecewa karena kesalahpahamannya akan selalu menjadi yang terburuk.

“Yeonjun, dengerin aku-”

“Dengerin apa lagi? Dengerin gimana lo bisa jatuh cinta sama dia?”

Beomgyu menggeleng, “Yeonjun-”

“Terserah lo mau jadian sama siapa juga gua gak ada hak ngelarang-”

“Aku gak jadian sama siapa-siapa!” potong Beomgyu kesal, matanya pun kembali memanas.

Yeonjun mendecih, “Terus tadi-”

“GIMANA BISA AKU JADIAN SAMA YANG LAIN KALO AKU SUKANYA CUMA SAMA KAMU!”

Final, air mata Beomgyu menetes tepat ketika ia tidak sengaja mengutarakan perasaannya. Cukup, Beomgyu tidak bisa menahannya lagi. Ia sudah kalah, ia benar-benar jatuh hati pada Yeonjun walau ia tahu ini salah karena melanggar peraturan utama mereka. Setelah ini mungkin hubungannya dengan Yeonjun tidak akan sama seperti dulu.

Beomgyu pasrah. Ia pun membalik badannya untuk segera pergi, tetapi tangan Yeonjun kembali menahannya.

“Beom-”

“Lepasin!” Beomgyu menatap Yeonjun dengan netra galaksinya yang masih berkaca-kaca, “Iya. Aku suka sama kamu! Orang yang paling nyebelin, galak, sok ganteng, sok kaya, yang sialnya jadi suami aku dan bikin aku jatuh cinta!”

“Gyu-”

Melihat pandangan Yeonjun yang masih terkejut membuat Beomgyu semakin tidak bsia menahan isakannya yang semakin mengeras.

“Ter-terserah kamu mau anggep aku apa setelah ini, maaf udah ngelanggar aturan penting perjanjian kita.”

Setelah itu tubuh Beomgyu mendadak melemas. Ia tidak jadi melarikan diri, biar Yeonjun saja yang meninggalkannya di sini dengan tangisannya.

Namun, Yeonjun sendiri bukannya pergi malah melakukan hal sebaliknya, ia justru menarik Beomgyu mendekat dan langsung memeluknya erat.

“Yeonjun-”

Belum sempat Beomgyu memaksanya untuk menjauh karena tidak ingin dikasihani, tapi bibir Yeonjun lebih dulu membungkam bibr tipisnya.

Untuk kesekian kalinya bibir mereka bertemu. Yeonjun memagut bibir Beomgyu dengan sedikit bergairah, bahkan Beomgyu yang masih menangis pun entah karena apa juga ikut membalas ciuman Yeonjun, membuka mulutnya dan mempersilakan Yeonjun untuk melumatnya penuh perasaan emosi yang campur aduk.

Netra keduanya terpejam, indra peraba dipertajam. Dengan perlahan Yeonjun ikut menarik tengkuk dan juga pinggang yang lebih muda untuk memperdalam ciuman mereka.

Darah kian berdesir ketika Beomgyu merasakan betapa lembut Yeonjun merengkuh pinggangnya, membuat tubuh mereka tidak berjarak sama sekali kecuali adanya pakaian yang membatasi. Pagutan Yeonjun terasa begitu kuat tapi juga lambat, seakan-akan tidak ada hari lain untuk bertemu sapa dengan bibir Beomgyu.

Manis, selalu manis seperti biasa. Yeonjun sangat menyukai ketika ia mencium Beomgyu, selain dapat membuat si manis bungkam, tetapi juga meninggalkan sensasi yang membuat kupu-kupu beterbangan di dalam perutnya. Merasakan bagaimana bibir mungil itu mencoba mengikuti pergerakan bibirnya yang lebih besar.

Mereka cukup terlarut dalam posisi seperti ini, hingga akhirnya Yeonjun harus melepaskan tautannya demi Beomgyu yang sudah melemas, meminta pasokan oksigen.

Netranya lebih dulu menangkap bagaimana penampilan Beomgyu dengan wajah kemerahan dan basah, tak hanya pada pipinya karena menangis, tetapi juga bibirnya yang baru saja ia cium itu.

Ah, sangat cantik.

“Yeonjun- lepasin, aku gak mau ngelanggar perjanjian lebih dari ini,” ucap Beomgyu pelan, baru kali ini mencoba melepaskan lengan Yeonjun yang masih berada di pinggangnya, seraya mencoba menjauhi kecupan-kecupan kecil yang masih diberikan Yeonjun di pipi dan bibirnya.

Pemuda tampan itu menggeleng, ia justru kembali mendekatkan tubuh Beomgyu untuk kembali ia peluk. Yeonjun pun mengecup singkat pucuk kepala Beomgyu dan menopangkan dagunya dengan nyaman di sana.

“Gamau.”

Beomgyu kembali meronta, “Yeonjun! Kamu juga mau ngelanggar perjanjian-”

“Perjanjian apa?”

Yang lebih muda menatapnya kesal, sementara Yeonjun tetap pada posisinya yang mengeratkan pelukan pada tubuh Beomgyu.

“Perjanjian pernika-”

“Gua lupa.”

Mendengar ucapan tersebut lantas membuat Beomgyu terkesiap dan menatap yang lebih tua di atasnya dengan mata membulat tidak percaya.

“Yeon-”

“Kalo yang ngebuat perjanjian aja udah ngelanggar, berarti biar adil perjanjian itu bisa diilangin, kan?”

Yeonjun mengendurkan pelukannya kemudian menatap langsung pada wajah cantik Beomgyu yang masih terkejut, ia mengecup gemas bibir merah itu lagi.

“Iya, gua juga udah jatuh cinta sama lo, Beomgyu.”

Mata Beomgyu melebar bahkan ia ikut menahan napasnya, “Yeonjun,” tidak ada kata lain yang bisa ia keluarkan selain menyebut nama Yeonjun untuk saat ini. Bahkan air mata kembali mengalir di pipinya yang langsung segera Yeonjun hapus perlahan.

“Gua udah muak, selama ini pusing mikirin lo terus, nolak rasa yang bikin gua seneng setiap sama lo, selalu mikir bahwa rasa gua sama lo hanya sebatas ingin liat lo bahagia, berusaha ngerelain apa pun keputusan lo, khawatirin lo 24 jam, bahkan nahan cemburu mampus sama orang-orang di sekitar lo.” Yeonjun menggelengkan kepalanya pelan, ia mengusap pipi Beomgyu dengan ibu jarinya lebih lembut, “nyatanya gua gak sanggup, gua gak sesanggup diri lo yang bisa ngerelain kebahagiaan lo demi orang yang lo sayang, gua capek lari dari perasaan ini,”

“Yeonjun ...”

“Lo pernah bilang ada masanya emang kita egois dan selalu mikirin diri sendiri, tapi kalo kita udah punya suatu hal yang berharga lebih dari apa pun di dunia ini, kita bakal rela ngelakuin apa aja untuk hal itu, kan?”

“Njun-”

Yeonjun menatap Beomgyu dengan senyum haru di wajahnya, “Gimana kalo gua ambil dua peran itu sekaligus? Karena sekarang gua egois dan ingin bisa dapetin lo. Sekaligus Choi Beomgyu adalah hal paling berharga dalam hidup gua yang gua bakal rela lakuin apa pun demi bisa berada di sisi lo dan milikin lo seutuhnya.”

Kupu-kupu serasa beterbangan dalam perut Beomgyu saat ini juga. Setiap kalimat yang keluar dari mulut Yeonjun membuatnya tidak percaya bahwa ini bukan mimpi. Karena bukankah itu hal yang jarang jika orang yang kau sukai menyukaimu kembali? Kemungkinan seperti itu jarang terjadi, hanya orang-orang beruntung yang mendapatkannya.

Jadi, bisakah Beomgyu mengklaim dirinya menjadi salah satu di antara mereka?

“Aku ... gak bertepuk sebelah tangan?”

Yeonjun tertawa pelan, tingkah Beomgyu yang polos selalu membuatnya gemas, “Ya, kamu pikir?” ia bahkan langsung menggunakan panggilan aku-kamu seraya meraih kedua tangan Beomgyu dan mengecupnya penuh kasih sayang.

Kemudian isakan Beomgyu membuat Yeonjun sedikit terkejut, si manis kembali menangis, tetapi kini isakannya lebih keras, “Kenapa baru bilang ... padahal aku udah pasrah dan bakal move on perlahan dari kamu~”

Senyuman Yeonjun kian melebar, ia mengacak perlahan surai hitam panjang Beomgyu, “Jangan sok merasa spesial karena suka sendirian, aku juga suka sama kamu, kita impas.”

Tawa Yeonjun kembali terdengar ketika Beomgyu memukul pelan dadanya, yang lebih pendek itu kemudian menatap Yeonjun dengan takut-takut.

“Terus ... rencana cerai juga gimana?”

“Cerai?” Yeonjun terlihat berpikir keras mengundang kecemasan Beomgyu, tapi sedetik kemudian ia menjawabnya dengan ledekan, “Ga ada kata cerai di kamus Choi Yeonjun.”

Tanpa ditarik lagi, Beomgyu langsung kembali menghambur ke dalam pelukan hangat Yeonjun. Keduanya saling berpelukan bahkan Yeonjun sampai mengangkat tubuh kurus Beomgyu untuk ia ajak berputar akibat terlalu senang.

Hanya ada euphoria yang menyelimuti keduanya, karena mulai hari ini, mereka berdua resmi membuka lembaran baru bersama, membangun sebuah komitmen pernikahan yang baru, dengan cinta dan kasih sayang tulus sebagai pondasi utamanya. []

© 2021, moawaua.