[🌸] Meledak
Kepala Beomgyu tambah pening, menghubungi Soobin bukannya menyelesaikan masalah malah semakin menambah beban pikirannya. Ia tahu sahabatnya itu memang suka mengusulkan ide-ide yang kadang menguntungkan, tetapi tidak untuk kali ini karena idenya yang barusan adalah ide paling tidak masuk akal dalam hidup Beomgyu.
“Cium? Ini sama aja nyuruh gue buat bunuh diri, anjir!”
Tapi ia akui ia sama bodohnya dengan Soobin karena jujur saja ada sedikit, ya, sedikit perasaan penasaran dan ingin mencoba ide dari Soobin. Mungkin saja memang benar dengan ciuman singkat berhasil? Walau tidak ada penjelasan secara ilmiah tetapi mungkin ada suatu hubungannya yang tidak terlihat? Tidak ada yang mungkin di dunia ini selagi kita belum mencobanya bukan?
“TAPI MASALAHNYA GUE GAK MAU NYOBA JUGA, SETAN!”
Beomgyu mendengus menahan amarah atas ketololannya. Detak jantung Beomgyu mulai berdebar tidak karuan dan wajahnya juga memerah malu. Diam-diam ia mengintip di balik pintu toilet dan melihat keadaan di sana masih terdengar samar-samar seperti suasana diskotik.
Untuk sekarang fokusnya hanya ingin pulang, jika ia terus bersembunyi seperti pengecut maka ia juga akan terus terjebak di sini selamanya. Ia tidak bisa meminta pertolongan orang lain lagi jadi mau tak mau Beomgyu akan bertemu dengan Yeonjun yang mungkin akan menahannya, tetapi ia sudah mempersiapkan diri untuk menolak dan menganggap laki-laki itu orang asing.
Karena memang Yeonjun yang sekarang bukan Yeonjun yang Beomgyu kenal, bukan?
Mengambil langkah pertamanya, Beomgyu keluar dari toilet dan harus memikirkan cara melewati rintangan di ruang tengah di mana ia harus berpapasan dengan Yeonjun kembali. Langkah kakinya dipercepat untuk melewati lorong yang hanya disinari cahaya remang-remang dan membuatnya merasa menjadi pemeran utama dalam film horor. Tetapi entah kenapa, langkahnya justru mendadak memelan ketika ia sampai pada ruangan tengah tepat di mana Yeonjun berada.
Dari jauh Beomgyu kini menatap Yeonjun yang sedang duduk dikelilingi oleh orang-orang asing yang menurutnya tidak pantas berada di dekat Yeonjun. Ia juga melihat ke sekeliling, lampu warna-warni, minuman alkohol, dan musik super besar yang memekakan gendang telinga. Ini semua benar-benar salah!
“Om, gue emang belum mengenal lo lebih jauh tapi gue yakin lo bukan orang yang kayak begitu,” Beomgyu tiba-tiba bergumam seraya mengepalkan tangannya di depan dada, “bahkan hati gue juga bisa ngerasain, lo yang kayak gini tuh beneran salah, ini bukan lo!”
Kini Beomgyu berjalan untuk mendekati Yeonjun yang masih belum juga sadar akan kehadirannya karena ia sibuk dengan ponsel di tangan. Melihat itu Beomgyu jadi bisa membayangkan bagaimana ia merindukan sosok Yeonjun yang berpakaian rapih dan normal, wajahnya yang selalu tersenyum ramah, gelagatnya yang kaku, ucapan-ucapannya yang selalu mengkhawatirkan dirinya, bahkan tingkahnya yang sering malu-malu ketika mereka berbicara.
Beomgyu merindukan sosok Yeonjun yang asli dan ingin dirinya segera kembali seperti semula.
Sementara Yeonjun yang sedang sibuk berdiskusi bersama tiga teman Beomgyu akhirnya mulai disadari oleh kehadiran sosok yang daritadi memperhatikannya dari depan. Hingga ketika ia mengangkat kepalanya, tatapan mereka juga langsung bertemu.
“Beomgyu saya-”
“Gue tau lo gak sadar sama perubahan lo sama sekali karena insiden kepentok beberapa hari yang lalu.”
Tiba-tiba Beomgyu bersuara lantang yang membuat dirinya langsung jadi pusat perhatian. Yeonjun yang tidak tahu mau berbuat apa memilih untuk tetap duduk di tempatnya dan membiarkan Beomgyu berjalan semakin mendekat seraya terus berbicara.
“Tapi orang di sekitar lo sadar! Lo berubah drastis, sikap lo jadi beginilah, baju lo jadi begitulah, semuanya jadi beda dan menurut gue itu bukan lo banget! Gak ada tuh Om-Om kaku yang gue kenal, yang gue lihat cuma sosok Choi Yeonjun yang kayak berandalan sok asik alias lo gak jelas, anjing!”
Yeonjun masih diam mendengarkan Beomgyu memaki dirinya.
“Lo gak jelas, kelakuan lo gak jelas, acara ini gak jelas, orang-orang di sini gak jelas, semuanya gak jelas termasuk gue! Gue juga jadi gak jelas!”
Ya, Beomgyu berterus terang dengan apa yang ia katakan. Semuanya tidak jelas, termasuk dirinya, pikirannya, dan juga hatinya, ketika melihat Yeonjun dan segala perubahan yang terjadi pada diri laki-laki itu.
“Dan karena gue gak jelas, gue juga cuma mau bilang,”
Yeonjun meneguk salivanya gugup, “Bilang apa?”
Belum sempat Yeonjun memeroses keadaan, tiba-tiba Beomgyu sudah melompat dan duduk di atas pangkuannya. Reflek sekujur tubuh Yeonjun langsung menegang dan segala pelatihan cara menjadi tidak kaku yang diajarkan Soobin, Taehyun, Hueningkai juga hilang dalam sekejap. Satu-satunya yang bisa Yeonjun lakukan sekarang hanya bisa diam dan menatap wajah Beomgyu di atasnya yang kini—menunjukkan seringai tipis.
“FUCK TIANG LISTRIK!”
Ketika jas merah Yeonjun ditarik mendekat, di saat itu pula satu ruangan berteriak. Dengan posisi yang masih duduk di atas pangkuannya, Beomgyu mencium bibir Yeonjun, tepat di hadapan semua orang.
Ya, Beomgyu. Mencium. Bibir. Yeonjun.
Beomgyu memejamkan matanya, sementara Yeonjun membelalak lebar. Ia bahkan tidak sanggup bergerak dan bernapas sama sekali ketika merasakan tubuh mereka dengan jarak yang sangat dekat, wangi tubuh Beomgyu yang semerbak, dan juga kedua benda kenyal milik mereka yang saling melekat.
Yeonjun tidak bisa memikirkan apa pun selain merasakan bagaimana bibir tipis Beomgyu mencoba memagut bibirnya yang tebal dengan gerakan pelan nan kaku, sementara tangan mungil itu terus menarik jas merahnya untuk membuat bibir mereka semakin menyatu.
Jika ia bisa ditanya bagaimana perasaannya saat ini dengan satu kata, maka jawaban Yeonjun adalah meledak.
Yeonjun ingin meledak.
Selang beberapa saat akhirnya Beomgyu melepaskan ciumannya dan hal pertama yang ia lihat adalah wajah kaku Yeonjun yang sudah merah padam. Seperti baru kembali sadar ke dunia nyata, Beomgyu juga langsung melihat ke sekeliling dan tubuhnya sontak merinding saat menyadari apa yang baru saja ia lakukan dilihat oleh orang sebanyak ini.
“Gu-gue-”
Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Beomgyu langsung bangun dari posisi untuk berlari keluar rumah Yeonjun, sementara sang empu rumah masih kaku di posisi duduknya.
Jika Yeonjun tidak percaya dengan semua hal yang terjadi barusan, maka Beomgyu akan menjadi yang lebih tidak percaya atas apa yang sudah ia lakukan.
“GUE BENERAN NYIUM OM YEONJUN, ANJINGGGGG!!!” []
© 2022, moawaua.