[🌸] Terbaik
Orang aneh mana yang bisa berperilaku normal ketika tahu dirinya akan dinikahi begitu saja? Choi Beomgyu bahkan ketika mengetahui hal itu menimpa dirinya segera melarikan diri dari rumah.
Sore tadi, ketika ia baru pulang kuliah, kedua orang tuanya tiba-tiba meminta mereka berbicara serius dengan topik utama adalah perjodohan dirinya dengan entah siapa itu.
Beomgyu melarikan diri, tapi Yoongi dengan cepat menemukannya. Bodoh juga ia hanya bersembunyi di balik tiang listrik dekat rumah. Mau tidak mau dengan wajah masam ia kembali pulang, disambut dengan tatapan khawatir ayahnya yang sangat lembut itu. Ah, kelemahan terbesar Beomgyu.
“Ayah tau kamu pasti kaget, tapi jangan begitu, Beomie. Beruntung ada yang mau bantu keluarga kita, jadinya kamu gak repot-repot kerja sampingan lagi,” ujar Jimin ketika Beomgyu sudah duduk di sofa ruang tamu, “maafin Ayah sama Yayah juga karena udah nerima perjodohan ini tanpa nanya dulu sama kamu.”
“Kalo Ayah mau dimaafin, langsung batalin perjodohannya aja.”
Yoongi menggeleng, “Gak bisa, Beomie. Kita gaada pilihan, kamu mau keluarga kita melarat?”
“Kita gak melarat, Yah. Kan Beomie udah kerja sampingan juga buat bantu perekonomian kita, kenapa malah Beomie juga yang jadi tumbal perjodohannya?”
“Kamu pikir bantuan kamu cukup?” Yoongi meraih tangan anak semata wayangnya yang dingin itu perlahan.
Jimin mengangguk, “Kami pikir ini udah saatnya kamu jadi dewasa, perjodohan ini Ayah yakin pilihan yang tepat untuk masa depan kamu. Coba, kalo kamu ga mau dijodohin, apa sekarang kamu punya pacar?”
“Ya engga juga. Beomie gak mau pacaran sama orang yang gak Beomgyu suka. Sama kayak nikah.”
“Nanti kamu pasti suka, anaknya ganteng, pinter, tinggi, tajir, hampir sempurna lah, mau liat?” tawar Jimin sambil menyalakan ponselnya.
Beomgyu menggeleng lemas. Jika sudah seperti ini tidak ada harapan lagi untuk lari. Ia menatap kedua mata orang tuanya dengan nanar, mereka sepertinya sangat mengharapkan hal itu terjadi. Mau Beomgyu mengeles untuk keesokan hari dan seterusnya juga akan percuma.
“Emang Ayah yakin dia anak baik yang bakal hormat sama orang tua dan mertuanya?”
Jimin mengangguk, “Ayah udah selidikin dia, anaknya emang baik, kok. Sempurna, idaman kamu banget pasti, kayak Ayah pas muda lah kira-kira.”
Rambut halus Beomgyu tiba-tiba dielus lembut oleh Yoongi, kedua mata mereka saling betemu, “Kalo Beomie gak mau dijodohin, coba alesan yang lebih tepatnya apa? Masa depan dan impian Beomie yang paling utama apa?”
Pertanyaan itu seakan menjadi tamparan keras untuk Beomgyu. Masa depan? Impian? Selama ini Beomgyu hanya berharap bisa hidup serba berkecukupan dengan keluarganya. Terlebih lagi ia ingin melihat orang tuanya bahagia dan bangga dengannya.
Tiba-tiba ucapan tentang orang yang dijodohkan dengannya adalah orang yang kaya dan baik hati ini membuat Beomgyu berpikir ulang.
“Emangnya kalian pengen banget Beomie nikah sama dia?”
Jimin mengangguk, “Kami bakal seneng banget kalo Beomie menerimanya. Ini untuk kebaikan keluarga kita dan juga kamu. Ayah dan Yayah janji, kalo kamu gak bahagia di pernikahan ini, kamu bisa marah-marah sama kami dan cerein dia,” pria itu mengelus pipi anaknya sayang, “Beomie pikir kami gak mikirin ini mateng-mateng? Perjodohan ini udah lama kami rencanain, dan kami sendiri udah mantepin hati untuk merelakan kamu ke orang yang tepat.”
Mendengarnya membuat Beomgyu ingin menangis. Sudah jelas bahwa kedua orang tuanya sangat setuju akan hal ini. Beomgyu selalu mengutamakan keluarganya dalam segi apa pun. Lagi pula masa depan yang ingin Beomgyu raih adalah kebahagiaan kedua orang tuanya.
Jadi, tidak ada salahnya, kan, jika Beomgyu merelakan kebahagiaannya demi kebahagiaan orang yang paling ia sayangi?
Pemuda bermata galaksi itu mengembuskan napasnya perlahan, “Beomie tau sebenernya kalian jodohin Beomie sama anak sahabat Ayah dan Yayah, kan? Alesan keluarga jatuh miskin itu udah basi, Beomie juga pengen keluarga kita cepet kaya, Beomie lagi berusaha. Tapi yaudah, kalau emang kalian ngerasa dengan perjodohan ini mempercepat proses itu dan bisa buat Ayah dan Yayah seneng, Beomgyu pasrah terima perjodohannya.”
“Beneran?” mata Jimin melebar, ia menatap Yoongi yang juga terkejut, mereka pikir mereka harus berakting dan mengeluarkan banyak kalimat nasihat lagi demi membujuk anaknya yang lucu dan baik hati ini.
“Maunya sih jawab engga, tapi ya gimana lagi.”
Jimin tersenyum senang hingga matanya tidak terlihat, “Nah, gitu dong, pasti sebenernya tadi langsung berubah pikiran pas Ayah bilang calon suamimu ini ganteng, kan?”
“Gajadi ah, Beomie berubah pikiran lagi nih,” Beomgyu menolehkan kepalanya ke samping, merajuk.
“Hush, jangan dong. Pokonya kamu pasti seneng dan gak nyesel, dua hari lagi kita langsung ketemu sama mereka.”
Final, Jimin dan Yoongi memeluk Beomgyu sayang secara bersamaan seraya menghujaninya kecupan dan kata terima kasih. Sementara yang dipeluk hanya bisa menghela napas pasrah, keluarga adalah yang utama, jadi apa pun keputusan yang dia ambil, Beomgyu berharap memang akan menjadi yang terbaik untuknya.
Di ruang keluarga yang besar itu terdapat 3 insan yang saling berhadapan dengan raut wajah serius. Yang paling tampan berdehem sebentar untuk membuka pembicaraan mereka yang juga serius, terutama ditujukan kepada sosok yang paling muda di tengah-tengah mereka.
“Yeonjun, ini udah saatnya kamu nikah. Perusahaan Papa baru bisa kamu lanjut kalau kamu udah ada di jenjang yang lebih serius. Kamu udah kuliah, dari SMA udah main saham, kamu udah bisa hidup mandiri sama pasangan kamu.”
Choi Yeonjun mendengus mendengarnya, “Pa, hidup mandiri juga gak harus sama pasangan,” ia menggeleng, “Yeonjun gak mau nikah sekarang. Gak mau dijodohin juga.”
“Ada teman Papa yang butuh bantuan ekonominya, mereka nolak kalau dibantu cuma-cuma, supaya ada ikatan, kita harus ngadain perjodohan ini.” Taehyung menjelaskan alasannya, “Lagian anaknya juga manis dan lucu banget, kalau kamu gak mau juga bisa aja Papa jodohin sama anak Papa yang lain, tapi sayangnya Papi kamu gak mau nambah anak.”
Jungkook mencubit pelan perut Taehyung yang sekarang sedikit tertawa, kemudian menatap Yeonjun yang dari tadi berwajah masam, “Kamu punya pacar emangnya? Papa sama Papi juga dijodohin kok, kami langgeng sampe sekarang, kalo memang jodoh jangan nolak, nanti malah ga dapet, hayo?”
“Nikah tanggung jawabnya besar, Yeonjun ngidupin orang lain, loh. Kalau Yeonjun lalai gimana? Papa sama Papi mau tanggung jawab? Apalagi kita menikah tanpa cinta, belum kenal, yakin berjalan baik?”
“Yakin.” jawab Taehyung mantap, “Papa tau kamu anak baik-baik, kamu anak Papa sama Papi, ini semua hanya soal waktu, Yeonjun. Kamu pikir Papa juga asal-asalan pilih calon kamu? Ngga, dia ini kepribadiannya sangat baik, anaknya manis, pekerja keras, makanya Papa sangat setuju kalo dia jadi mantu kita, ya nggak, Pi?”
Jungkook mengangguk, kemudian ia bangkit dari sofanya untuk mendekati Yeonjun yang masih saja menolak. “Yeonjun, kami tau kami harusnya nggak ngomong kayak gini karena kami juga yang minta kamu untuk lahir ke dunia. Tapi, apa kamu gak mau sekali aja turutin permintaan kami? Selama ini apa pun yang kamu minta selalu Papa Papi kasih, apa kamu gak kepikiran untuk bales?”
“Maksa nih ceritanya?” Yeonjun memutar bola matanya malas.
“Dikit. Lagian kamu juga gaada pacar, kan? Papa yakin kamu beneran gak nyesel sama calonmu ini, dua hari lagi kita bakal ketemu. Gimana, mau?”
“Kalau aku jawab engga juga, kalian tetep aja jodohin kita, kan?”
Jungkook mengangguk mantap, karena itu Yeonjun pun menghela napas pasrah. Memang tampangnya seperti cuek di luar, tetapi Yeonjun adalah pemuda paling hangat di satu jurusannya. Keluarga baginya juga nomor satu, untuk mencapai ke tahap hidupnya yang serba berkecukupan ini tanpa orang tuanya ia bukanlah apa-apa.
Jadi, tidak ada salahnya kan ia menuruti permintaan mereka? Lagipula jika mereka mengatakan perjodohan ini yang terbaik, maka itu lah yang terbaik.
“Jadi?”
“Terserah. Atur aja semau Papa dan Papi.”
Pasangan suami-suami itu menghela napas lega, mereka saling melempar senyum. Taehyung mendekat ke arah Yeonjun dan memeluknya sayang. Sementara Yeonjun menatap mata Jungkook yang berbinar senang.
Ah, Yeonjun memang tidak suka perjodohan ini, tetapi ia lebih tidak suka untuk tidak bisa melihat binar mata dari orang yang ia sayang. Ya, entah siapa orang beruntung yang akan ia nikahi nanti, yang jelas Yeonjun menerima perjodohannya. []
© 2021, moawaua.