[🌸] Kelas
Selepas dari perpustakaan setelah memfotokopi materi untuk ulangan besok, Taehyun dan Jeongin berniat untuk kembali ke kelas yang pasti sudah sangat sepi karena waktu pulang sekolah sudah lewat satu jam yang lalu.
Mereka kembali untuk menemui Beomgyu di sana yang selalu paling lama menetap di sekolah. Mereka sudah biasa memaklumi bahwa Beomgyu sering menghabiskan waktu di sekolah lebih lama jika tidak pulang bersama mereka, entah hanya untuk tidur, menjalani hukuman, atau sekadar ingin menumpang wifi gratis ketika wifi di rumahnya bermasalah.
“Akhir-akhir ini untung kita ga ada gelut ye, sama Dobleh yang beloon itu,” ucap Taehyun selagi mereka berjalan menuju kelas.
“Hahaha, mungkin mereka mau fokus ulangan juga, lagian paling kita bisa aja berantem kalo gak taunya kelas kita digabung sama mereka,”
Taehyun menyetujui ucapan Jeongin, “Bener juga, bisa abis kelas diacak-acak apalagi sama Yeonjun dan Beomgyu, tahun kemaren aja dua-duanya disuruh ikut kelas tambahan gara-gara malah adu panco pas ulangan anjir, gangerti lagi gue sama mereka,”
Mengingatnya saja sudah membuat Jeongin geleng-geleng kepala. Memang benar bahwa keduanya sering berselisih, tapi entah mengapa tidak seperti dirinya dan Hyunjin yang benar-benar bermusuhan. Hubungan Yeonjun dan Beomgyu sedikit berbeda karena tidak ada percikan benci dalam diri masing-masing.
“Abis pulang ini Lo mau langsung belajar, Tyun?” tanya Jeongin untuk membuyarkan lamunannya dari dua idiot itu.
“Iya kayaknya, besok sejarah harus banyak ngapalin lagi gue,”
Mereka pun sampai di lokasi tujuan dan Jeongin bisa melihat ke arah kelasnya yang sepertinya masih ada tanda-tanda kehidupan lewat lampu kelas yang menyala, bahwa Beomgyu masih belum diusir oleh Mamang sekolahnya. Tapi tidak apa, itu artinya ia bisa mengembalikan bukunya pada lelaki itu.
“Iya besok sejarah susah banget apalagi bagian yang- ANJING!”
Taehyun tersentak kaget saat Jeongin tiba-tiba mengumpat di sampingnya ketika mereka baru saja membuka pintu kelas. Mau tak mau ia mengikuti arah pandang Jeongin, yang ternyata baru saja melihat sosok Beomgyu sedang membelakangi mereka dengan sosok lain di depannya yang ternyata adalah Yeonjun.
“Loh? Ayen, Tyun, gak jadi pulang?”
Beomgyu menoleh dengan santai, padahal jelas-jelas tadi posisinya seperti baru saja habis berciuman dengan Yeonjun sambil membelakangi mereka. Jeongin menatap keduanya penuh kecurigaan.
“Lo barusan ngapain anjir?”
Beomgyu melirik Yeonjun di belakangnya, “Barusan? Ini Yeonjun baru aja niup debu di mata gue, kayaknya ketimpa debu dari ac deh,”
Taehyun menghela napasnya, “Anjir, gue pikir Lo berdua ciuman, bangsat.” ia memandang jijik pada keduanya, kemudian melirik Yeonjun sinis, “terus kenapa ada si Yeonjun di sini?”
“Wes, santai Bro, gue cuma nagih jaket dari dia,”
Yeonjun mengangkat jaket hitam miliknya untuk ditunjukkan kepada mereka berdua, tapi Taehyun dan Jeongin justru tambah memandang mereka dengan kecurigaan total.
“Lah, kan itu bukannya jaket yang kemaren Lo pake pas kita main?”
“Iya, ketinggalan di kelas dia, kan kemaren-kemaren gue dihukum suruh bersihin kelas se-IPS, tadinya mau gue jadiin hak milik, tapi kasian dia nyariin banget,”
“Oalah, anjir, hahaha ...”
Taehyun dan Jeongin tertawa canggung, pasalnya Beomgyu sendiri menjawabnya dengan santai tanpa adanya terbata-bata, mereka jadi bisa yakin bahwa memang tidak ada tipu muslihat di balik ucapannya. Lagi pula sekarang memang sedang musim hujan, tidak aneh jika memang Beomgyu memakai jaket ke mana-mana.
Jeongin menatap jaket itu kembali, “Udah kayak pacaran aja saling sharing barang,”
“Najis,” balas Beomgyu dan di belakangnya Yeonjun hanya mendengus.
“Terus Lo gak mau pulang, nih?”
Beomgyu menggeleng atas pertanyaan Taehyun, “Gue mau battle epep dulu sama ini jamet,”
Taehyun melirik Yeonjun yang kini cuek dengan ponselnya, sepertinya mereka benar-benar akan bermain sebentar lagi. Tidak ada yang salah dengan itu semua dan tidak ada juga yang perlu dicurigai kali ini.
“Oke, kalo gitu gue sama Tyun pulang duluan ya.”
“Huum, hati-hati!”
Mereka berdua melambaikan tangannya dan segera mengangkat kaki dari kelas 12 IPS 2. Keduanya berjalan dan sibuk dengan pikiran masing-masing. Tetapi ketika sudah sampai di ujung gerbang, tiba-tiba Jeongin teringat akan satu hal dan ia menahan Taehyun sebentar untuk itu.
“Kenapa, Yen?”
“Gue lupa balikin bukunya, tunggu bentar,”
“Oh iya, gue juga lupa ngingetin, yaudah ayo kasih buruan.”
Jeongin mengangguk dan segera kembali berjalan ke kelas dengan sedikit tergesa-gesa. Tetapi belum sempat ia masuk, ia sudah bisa melihat di celah pintu bagaimana keadaan dan posisi Beomgyu yang saat ini sedang duduk di pangkuan Yeonjun sambil ... berciuman.
Kali ini ciuman sungguhan. Bukan sedang bermain game apalagi meniup debu di matanya.
Beomgyu melepas ciumannya sebentar, “Kamu kenapa sih selalu cium aku di keadaan random? Suka ya, kalo yang memicu adrenalin gini?”
“Gak juga, cuma aku kangen aja, kayaknya kita jarang ciuman di sekolah, padahal aku udah kesel banget tiap ada yang ngeliatin kamu terus,”
Yeonjun cemberut dan Beomgyu mencium pipi pemuda itu gemas, “Hehe, tandanya pacarmu ini cakep, eh tapi sayangnya mereka gak tau kalo aku itu pacarmu, hehehe,”
“Aku sebar lagi nih,” Yeonjun pun melirik jaketnya kembali, “kamu juga kenapa gak pake jaket aku terus aja, biar mereka makin curiga,”
Beomgyu memukul Yeonjun pelan, “Ih, kamu mah, udah bagus yang nyadar cuma temen-temenku, gimana kalo temen-temenmu yang sadar itu jaket kesayanganmu dan gak mungkin ketinggalan,”
“Tapi kamu suka kan pake jaketku?”
“Iya sih, tapi aku juga lupa, biasanya cuma kupake pas di rumah kalo lagi kedinginan, tapi waktu itu anak-anak ngajak keluar jadi yaudah,”
“Pake terus. Buat kamu aja, aku beli lagi,”
Beomgyu menggeleng sambil terkekeh geli, “Engga usah, oh iya, kayaknya Mang Dede bakal ngunciin seluruh kelas bentar lagi, kamu abis ini juga ada kumpul buat belajar sama anak Dobleh, kan?”
“Iya, tapi mau lama-lama dulu sama kamu,”
“Lima menit lagi, ayo pulang,”
“Lima menit? Masih ada waktu, ayo buka mulut kamu sekarang.”
Beomgyu pasrah menuruti Yeonjun dan tiba-tiba saja mereka kembali berpagutan semakin dalam dengan tangan Beomgyu yang melingkari leher Yeonjun. Keduanya berciuman mesra seakan tidak ada siapa pun di dunia ini kecuali mereka.
Sementara Jeongin yang masih berada di ambang pintu menutup mulutnya sedari tadi untuk menahan teriak. Ia masih terlalu terkejut untuk bertindak apa pun setelah melihat dan mendengar apa yang baru saja terpampang jelas di depannya.
Akhirnya ia memilih untuk kembali ke Taehyun yang menunggunya dari tadi dengan tanda tanya besar di kepala.
“Kenapa gak jadi?”
Jeongin menggeleng lemas, “Gue ... ternyata lupa bawa bukunya juga.”
Merasa respon Jeongin sangat mengganjal, akhirnya Taehyun ingin ikut melihat apa yang ada di dalam kelas saat ini. Ia sedikit takut jika itu hantu, tapi ia memberanikan diri untuk langsung mengintip dari jendela.
Di sana Taehyun bisa langsung melihat Yeonjun dan Beomgyu yang masih berciuman sambil cekikikan tidak jelas. Ah, ia akhirnya mengerti mengapa reaksi Jeongin seperti itu.
Taehyun pun kembali dengan sama lemas dan terkejutnya seperti Jeongin, kemudian menatap temannya yang juga memberikan tatapan serupa.
“Gimana?”
Taehyun terkekeh sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, “Masih begitu ... iya, masih niup debu.” []
© 2021, moawaua.